SEJARAH BERDIRINYA BAGANSIAPIAPI
Bermula dari tuntutan kwalitas hidup yang lebih baik
lagi, sekelompok orang Tionghoa dari Propinsi Fujian - Cina, merantau
menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan
arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya yang saat itu ada di kapal tsb agar
kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.
Tak lama kemudian, pada
keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar.
Dengan berpikiran dimana ada api disitulah ada daratan, akhirnya mereka mengikuti
arah cahaya tsb, hingga tibalah mereka di daratan selat melaka tsb.
Mereka yang mendarat di
tanah tsb sebanyak 18 orang, diantaranya : Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok,
Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se Shia, Ang Se Puan, Ang Se Tiau,
Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un Guan, Ang Cie Tjua, Ang
Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang Tjie Tui.Mereka inilah
yang kemudian dianggap sebagai leluhur Bagansiapiapi.
Ke-esokannya,
mereka mendapatkan di sungai tersebut terdapat sangat banyak ikan laut, dengan
penuh sukacita mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Mulailah mereka
bertahan hidup di tanah tersebut.
Mereka yang
merasa menemukan daerah tempat tinggal yang lebih baik segera mengajak
sanak-family dari Negeri Tirai Bambu sehingga pendatang Tionghoa
semakin banyak. Keahlian menangkap ikan yang dimiliki oleh nelayan tsb
mendorong penangkapan hasil laut yg terus berlimpah. Hasil laut berlimpah tsb
di-ekspor keberbagai benua lain hingga kemudian menjadi sangat terkenal dan
bahkan di-klaim sebagai penghasil ikan laut terbesar ke-2 di dunia setelah
Norwegia.
Perdagangan di selat Melaka
semakin ramai hingga membuat Belanda melirik Bagansiapiapi sebagai salah satu
basis kekuatan laut Belanda, yang kemudian oleh Belanda membangun pelabuhan
yang di Bagansiapiapi, konon katanya pelabuhan tsb adalah pelabuhan paling
canggih saat itu di selat Melaka.
Tidak hanya hasil laut yang
saat itu menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Bagansiapiapi, tapi ada juga hasil
karet alam yang juga sangat terkenal. Dimasa perang dunia ke-1 dan perang dunia
ke-2, Bagansiapiapi disebut sebagai salah 1 daerah penghasil karet berkualitas
tinggi yang saat itu banyak sekali dipakai untuk kebutuhan peralatan perang
seperti ban dari bahan karet.
Pengolahan karet alam tsb dilakukan sendiri oleh
masyarakat Bagansiapiapi di beberapa pabrik karet di Bagansiapiapi. Namun
setelah perang dunia ke-2 selesai, permintaan akan karet semakin menurun hingga
beberapa Touke menutup pabrik karet tsb. Dan kini banyak orang telah melupakan
prestasi besar karet Bagansiapiapi yang dulu sangat terkenal di Asia.
Dari sisi kebudayaan,
terdapat sebuah kelenteng tua yang sudah berumur ratusan tahun. Ditempat
kelenteng inilah Dewa Kie Ong Ya saat ini disembahyangkan. Dewa Kie Ong Ya yang
ada di dalam kelenteng tsb adalah bentuk utuh/asli saat leluhur Bagansiapiapi
pertama kali menginjak kaki di tanah Bagansiapiapi.
Beberapa versi menyebutkan asal usul
kata Bagansiapiapi.Ada yang menyebutnya karena oleh asal petunjuk api yang
secara mistis diberikan oleh Dewa Kie Ong Ya saat para leluhur meminta petunjuk.Versi
lain mengatakan : cahaya terang yang dilihat orang para leluhur waktu
kehilangan arah adalah cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang. Dulu masih
mudah menemukan kunang-kunang di kota Bagansiapiapi, namun kini agak sulit
untuk melihat kunang-kunang di Bagansiapiapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar